"Kenapa kalian dari departemen IT tidak bisa melakukan apa-apa?"
Setelah bergabung dengan perusahaan besar, insinyur IT dari grup merek pria YOUNGOR, Xiong Yanping, sering mendengar penilaian seperti ini dari departemen bisnis. Lulusan jurusan komputer ini pun merasa tersinggung, karena terlalu banyak permintaan pengembangan TI yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan seorang teknisi mengetik kode secara membabi buta.
Menurutnya, dengan metode pengembangan tradisional, meskipun sebuah aplikasi sangat sederhana, setidaknya harus melibatkan tiga orang—satu manajer produk sekaligus desainer UI, satu pengembang front-end, dan satu pengembang back-end. Dari diskusi kebutuhan hingga desain produk, bahkan jika pengembangan front-end dan back-end dilakukan bersamaan, serta diakhiri dengan pengujian dan peluncuran, satu aplikasi tidak akan selesai dalam waktu kurang dari satu minggu.
Yang lebih rumit lagi adalah adanya permintaan yang merupakan "permintaan semu". Artinya, aplikasi yang telah susah payah dikembangkan mungkin hanya digunakan selama satu minggu, lalu tidak dipakai lagi oleh departemen bisnis, layaknya rasa makanan musiman yang hanya dibutuhkan pada periode tertentu.
Kondisi seperti ini menyebabkan fenomena aneh yang digambarkan di awal artikel: departemen IT harus hati-hati mengevaluasi perlunya pengembangan, sehingga siklus pengembangan menjadi lebih panjang. Padahal para insinyur IT sama sekali tidak menganggur, namun departemen bisnis tetap merasa kebutuhannya tidak terpenuhi.
Dalam pekerjaannya, Xiong Yanping merasakan bahwa perusahaan besar seperti grup YOUNGOR sudah memiliki sistem digitalisasi dan infrastruktur TI yang sangat matang. Tenaga teknis TI tidak perlu lagi bersusah payah membangun sistem ERP atau CRM berbasis kode penuh. Lingkup kerja mereka lebih condong ke arah "pemeliharaan".
Saat pertama kali bergabung, ia bekerja di anak perusahaan sepenuhnya milik grup YOUNGOR. Sebagai staf IT, sebagian besar tugasnya adalah operasi dan pemeliharaan (运维). Jika ada masalah teknis, atasan akan memanggilnya untuk memeriksa; jika rekan kerja lupa kata sandi, mereka juga akan mencarinya.
Kemudian, saat terjadi integrasi seluruh departemen IT grup, ia dimasukkan ke dalam tim bisnis IT untuk menangani permintaan dari departemen bisnis. Di kantor pusat, ia masih sering mendengar keluhan, karena terhadap banyak permintaan bisnis, tim pengembangan sering kali tidak memiliki cukup tenaga untuk memberi dukungan.
Namun, titik balik datang ketika ia mengikuti sebuah pelatihan low-code DingTalk. Ia dikirim untuk belajar dari nol, menggunakan metode "seret dan lepas" untuk membangun sebuah aplikasi, dan akhirnya memenangkan juara pertama. "Pengalaman pertama kali menggunakan low-code sungguh mengejutkan saya. Pekerjaan yang biasanya membutuhkan kolaborasi beberapa orang selama minimal dua hari, bisa saya selesaikan hanya dalam tiga jam," ujarnya.
Xiong Yanping merasakan bahwa low-code membawa kemudahan luar biasa bagi departemen IT. Menghadapi permintaan dari departemen bisnis, ia tidak perlu lagi repot mengkoordinasikan sumber daya pengembangan. Ia menemukan bahwa hanya dengan alat low-code DingTalk, cukup dirinya sendiri saja bisa merespons dengan cepat menggunakan metode "seret dan lepas".
Tampaknya Xiong Yanping tetap tidak menulis kode, namun banyak hal mulai berubah secara diam-diam.
Portal Khusus Divisi HartMarx
Permintaan resmi pertama yang berhasil Xiong Yanping selesaikan dengan low-code berasal dari divisi HartMarx. Grup YOUNGOR baru-baru ini mengakuisisi merek pria asal Amerika Serikat yang telah berusia ratusan tahun ini, yang berarti divisi baru ini harus diintegrasikan ke dalam sistem manajemen digital yang sudah ada.
Sebuah divisi independen tentu memiliki gaya manajemen dan alur kerja yang sedikit berbeda. Selain itu, setiap divisi di grup YOUNGOR memiliki struktur organisasi lengkap sendiri, termasuk departemen barang, teknologi, pembelian, pemasaran, dan lain-lain, masing-masing dengan tugas harian dan fokus tertentu.
Namun, karyawan divisi HartMarx maupun karyawan divisi lain dan kantor pusat berbagi satu platform kerja DingTalk yang sama. Hal ini membuat karyawan HartMarx sering kesulitan menemukan pintu masuk atau lokasi arsip saat mengajukan persetujuan atau mengambil data. Oleh karena itu, divisi HartMarx menginginkan platform manajemen proses khusus yang lengkap dan cerdas.
Xiong Yanping teringat bentuk portal situs web jadul. Ia membangun sebuah portal impian menggunakan low-code DingTalk, membagi portal tersebut menjadi saluran-saluran berbeda sesuai departemen di bawah HartMarx, agar tiap departemen dapat mengedit secara personal. Misalnya, bagian pembelian HartMarx meletakkan aplikasi yang sering digunakan seperti "pengajuan kain baru" dan "gudang kain" di halaman utama portal, tepat di kolom bagian pembelian, agar mudah diakses.
Kemudian, Xiong Yanping menempatkan portal utama ini di pintu masuk workspace. Semua karyawan HartMarx cukup mengklik pintu masuk ini untuk langsung masuk ke platform manajemen khusus divisi mereka.
Xiong Yanping mengatakan, setelah platform portal informasi HartMarx dibuat, direktur divisi-divisi lain juga datang memintanya untuk dibuatkan yang serupa. "Mereka semua merasa sangat nyaman memiliki pintu masuk portal khusus divisi sendiri. Setiap hari membuka portal ini, semua pekerjaan bisa langsung terhubung."
Pembuatan portal dengan low-code DingTalk ini berhasil menyelesaikan masalah besar. Salah satu manajer divisi bahkan mengajak Xiong Yanping makan malam sebagai ucapan terima kasih. Rekan-rekannya bercanda padanya, "Kami juga sudah banyak kerja, kenapa tidak diajak makan?"
Jika diperhatikan dengan cermat, Anda akan melihat di belakang setiap aplikasi di portal terdapat deretan angka yang terus berubah secara real-time. Angka tersebut menunjukkan jumlah klik aplikasi. "Aplikasi yang benar-benar digunakanlah yang bernilai," kata Xiong Yanping. Ia menjelaskan bahwa saat membangun aplikasi dengan low-code DingTalk, ia sangat memperhatikan "pelacakan aktivitas" (tracking), yaitu mencatat frekuensi penggunaan setiap aplikasi dan fungsi.
"Sangat membanggakan melihat sesuatu yang kita buat benar-benar digunakan orang lain," ujar Xiong Yanping.
Mendirikan Tim Low-Code untuk Memberdayakan Inovasi Bisnis
Perusahaan juga sangat menghargai nilai low-code. CIO grup YOUNGOR, Wang Xin, membentuk tim khusus low-code di dalam departemen IT, dan menunjuk Xiong Yanping sebagai pemimpin tim ini, yang bertugas khusus menangani berbagai permintaan panjang ekor dari departemen bisnis menggunakan low-code DingTalk.
"Pengembangan low-code dapat mengurangi beban kerja harian hingga 40%. Dalam kondisi ideal, kami ingin mendefinisikan ulang batas pengembangan produk, mengintegrasikan peran desain produk, pengembangan, pengujian, dan penyerahan melalui alat low-code, sehingga setiap orang bisa menjadi pengguna, pengembang, sekaligus pengujicoba, dan tim pengembangan bisa kembali fokus pada skenario aplikasi bisnis itu sendiri," ujar Wang Xin.
Pembuatan platform portal HartMarx membuat Xiong Yanping langsung menjadi tokoh terkenal di departemen IT. Banyak rekan dari departemen bisnis datang mencarinya, bertanya apakah skenario tertentu bisa diselesaikan.
Xiong Yanping menjelaskan bahwa skenario inti yang perlu diatasi oleh tiap divisi sangat berbeda. Misalnya, divisi e-commerce adalah pengguna besar analisis statistik data. Mereka harus menghitung dan membandingkan data dari berbagai dimensi setiap hari.
Ada satu staf yang bertugas memantau GMV (Gross Merchandise Volume). Xiong Yanping mengatakan, orang ini selalu lembur setiap hari. Karena salah satu tugasnya adalah setiap pagi sebelum bekerja, mengumpulkan data GMV dari berbagai platform e-commerce seperti Taobao, Tmall, TikTok, Vipshop, dan lainnya untuk semua merek yang dikelola, lalu menyusun data total untuk dilaporkan kepada atasan. Karena itu, setiap pagi sebelum pukul 08.30, ia sudah harus lembur.
Hingga suatu hari, orang ini akhirnya datang menemui Xiong Yanping, bertanya apakah masalah ini bisa diatasi.
Xiong Yanping menggunakan API dari low-code DingTalk untuk mengakses database inti grup YOUNGOR, mengatur pengambilan data GMV yang dibutuhkan, menentukan format laporan yang diinginkan, dan memanfaatkan fitur "screenshot satu klik" dari low-code DingTalk. Dengan hanya menekan satu tombol, gambar laporan data bisa langsung dibuat dan dikirim ke atasan terkait.
Menurut Xiong Yanping, fungsi yang digunakan di sini bukan inovasi murni darinya, tapi ia menemukan banyak contoh kasus dalam "buku panduan pembelajaran" low-code DingTalk. Setelah membaca, ia bisa menerapkan prinsip yang sama dan mengombinasikannya secara fleksibel untuk cepat menyelesaikan berbagai kebutuhan unik dari departemen bisnis.
"Sekarang rekan kerja di posisi ini bisa menyelesaikan tugasnya hanya dalam waktu menunggu lampu merah berubah hijau," kata Xiong Yanping.
Wang Xin mengatakan, departemen IT YOUNGOR mewajibkan setiap orang memiliki kemampuan low-code. Ia mensyaratkan semua staf IT peserta pelatihan low-code harus menyelesaikan tugas kelas, dan bahkan secara pribadi memberi bonus uang kepada peserta berprestasi. Menurut Wang Xin, perusahaan yang menerapkan alat low-code bisa secara efektif mengurangi masalah seperti kekurangan tenaga pengembang, proses pengembangan yang panjang, dan biaya komunikasi tinggi antara tim pengembangan dan bisnis. "Departemen IT bisa melakukan pengembangan cepat, iterasi cepat, dan penyerahan dengan biaya rendah."
Digitalisasi adalah Alat, Nilainya Terletak pada Pemberdayaan Bisnis
"Digitalisasi hanyalah alat, dan alat itu sendiri tidak memiliki jiwa, juga tidak bernilai. Alat baru bisa menghasilkan dampak bisnis ketika digabungkan dengan serangkaian skenario bisnis dan menghasilkan perilaku manajemen," ujar Wang Xin. Ia percaya bahwa perusahaan digital yang baik harus mampu mengintegrasikan digitalisasi dengan strategi, misi, dan visi perusahaan. Oleh karena itu, tim IT harus mampu memikirkan satu langkah lebih maju dari tim bisnis, agar data bisa memberdayakan bisnis secara cerdas.
Saat ini, Xiong Yanping adalah orang yang paling akurat dalam memperkirakan jadwal proyek di seluruh departemen. Hampir semua permintaan, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membangunnya dengan low-code, bisa langsung ia perkirakan setelah mendengar deskripsi permintaan tersebut.
Namun, ia tetap sering sengaja mencoba metode baru untuk memenuhi kebutuhan bisnis. Ia sangat menikmati sensasi "berkarya" ini. "Bagi seorang teknisi IT, dengan adanya alat seperti low-code, dari desain produk hingga penyerahan ke pengguna, seluruh proses ini memberi saya rasa tanggung jawab dan nilai yang besar," katanya.
Dulu saat bekerja di anak perusahaan sebagai staf operasional, Xiong Yanping harus bolak-balik menangani masalah. Mendengar banyak keluhan dan masalah, pekerjaan ini justru memberinya banyak perspektif dari sisi pengguna. Karena itu, ia sangat puas sekarang menjadi pimpinan tim low-code. "Sekarang saya punya waktu panjang yang utuh untuk membangun aplikasi. Saya sangat menikmati kondisi kerja seperti ini," kata Xiong Yanping. Ia ingin terus berusaha memberikan produk terbaik—aplikasi dengan antarmuka interaksi yang sangat mudah—ke tangan rekan-rekan bisnis. Semakin banyak rekan yang menggunakannya dan memuji kepraktisannya, semakin besar pula rasa pencapaian yang ia rasakan.
We dedicated to serving clients with professional DingTalk solutions. If you'd like to learn more about DingTalk platform applications, feel free to contact our online customer service or email at

Bahasa Indonesia
English
اللغة العربية
Bahasa Melayu
ภาษาไทย
Tiếng Việt
简体中文